UNTUK SEBUAH NAMA


ÿ BungA’


Kau yang tlah tertancap di jiwa
Beribu detik mengalir, menambah sesak dada
Membutakan mata tuk mengakui
Ada yang mendesir dalam relung hati
Menebar wewangian namun menyisakan perih

Tahukah kau ?
Sempatkah terfikirkan oleh mu

Walau aku tak perduli, tapi………..
Pantulan ragamu abadi dalam hatiku

Tahukah kau ?
Rohku menyandungkan namamu, ketika bercanda dengan birahi,
menyanjungmu dan memuji-muji
Meninggalkan angan panjang yang tak kunjung sirna.

Meski sabda-sabda suci mendengung-dengung ditelingaku
Meski kucoba hiasi lidahku dengan kalam Ilahi, untukmu…………..
Jangan perdulikan aku……
sibukkan saja hari-harimu dengan kesombongan.

Sementara cakrawala makin gulita,
Tanpa bulan yang memantul diatas kolam, walau hanya temaramnya saja…………. Robbana……… Kau yang menanam semua, suburkanlah……… atau
Biarkan saja kemarau menyisakan kering………….