Sejarah Penulisan / Penghimpunan Al-quran


Sejarah Penulisan / Penghimpunan Al-quran

Periode Nabi Muhammad

Al-quran diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril dengan berangsur-angsur kemudian Nabi Muhammad membacakan kepada para sahabat yang mendengarnya.

Pada masa nabi ayat-ayat Al-quran yang diterimanya itu selain dibacakan kepada para sahabat beliau juga
mengahapalnya dengan baik, kemudian di hapal pula dan dicatat oleh para sahabat nabi.

Penghimpunan Al-quran diturunkan berupa beberapa ayat dari sebuah surat yang pendek secara lengkap dan penyampaian Al-quran secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 23 tahun, yakni 13 tahun waktu nabi masih tinggal di Mekkah sebelum hijrah dan 10 tahun waktu nabi sesudah hijrah ke Madinah. Isi ajaran Al-quran pada hakikatnya mengandung 5 prinsip sebab tujuan pokok diturunkan Al-quran kepada nabi Muhammad untuk di teruskan kepada umat manusia.

Dan Al-quran merupakan pedoman sekaligus menjadi dasar hukum bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia maupun akhirat.

Dan hikmah Al-quran diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari hikmah Al-quran diturunkannya secara berangsur-angsur yaitu :

a. Akan mudah dimengerti dan dilaksanakan

b. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di hati.

c. Di antara ayat Al-quran ada yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan atau merupakan penolakan terhadap suatu pendapat.

Sebagai pendahuluan maka sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah (Quran) dan sebaik-baik petunjuk yaitu Nabi Muhammad SAW. Al-quran diturunkan dengan bahasa dan maknanya dari Allah.

Quran tidak boleh di riwayatkan dengan maknanya saja, sebab bisa mengurangi atau menghilangkan mukjizat Al-quran sendiri. Quran diperintahkan untuk di baca baik pada waktu shalat atau diluar shalat sebagai ibadah baik orang yang membacanya itu mengerti maksudnya atau tidak.

Tidaklah mungkin Al-quran itu dibuat oleh selain Allah akan tetapi (Al-quran) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya tidak ada keraguan di dalamnya (diturunkan) dari tuhan semesta alam Al-quran itu adalah benar-benar wahyu Allah yang diturunkan kepada rasul yang mulia, dan Al-quran itu bukan perkataan seorang penyair, dan bukan pula perkataan seorang tenung sedikit sekali kamu mengambil pelajaran dari padanya, dan Al-quran merupakan wahyu yang diturunkan Tuhan Yang Maha Esa.

Al-quran diturunkan secara berangsur-angsur agar mudah dihapalkan oleh para nabi-nabi lain pandai membaca dan menulis maka dapat menghapal semuanya bila diturunkan secara sekaligus Al-quran mulai diturunkan pada nabi Muhammad SAW ketika beliau sedang ber holwat di gua Hiro pada malam senin tanggal 17 Ramadhan tahun 41 di kelahiran nabi Muhammad.

Adapun ayat-ayat Al-quran yang pertama diterima nabi Muhammad ialah surat Al-Alaq ayat 1 – 5




Artinya :

“Bacalah dengan menyebut nama tuhanMu yang menjadikan manusia”

Dengan turunnya ayat-ayat pertama kepada Nabi Muhammad itu maka sekaligus menjadikan tanda bahwa sejak itulah beliau diangkat menajdi Rosul (mencapai derajat nubuwwah) yang sekaligus mendapatkan tugas mengembangkan dan melakukan Da’wah Islam.

Periode Abu Bakar Syidiq

Sesudah Rosulullah wafat para sahabat baik anshor maupun muhajirin sepakat mengangkat Abu Bakar menjadi khalifah. Pada awal masa pemerintahannya banyak diantara orang-orang Islam yang belum kuat imannya, terutama di Nejed dan Yaman banyak diantara mereka yang menjadi murtad dari agamanya, dan banyak pula yang menolak membayar zakat. Disamping itu ada pula orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi, hal ini dihadapi oleh Abu Bakar dengan tegas, sehingga ia berkata terhadap orang-orang yang menolak membayar zakat itu demikian : “Demi Allah! Kalau mereka menolak untuk menyerahkan seekor anak kambing sebagai zakat (seperti apa) yang pernah mereka serahkan kepada rosulullah, niscaya akau akan memerangi mereka”. Maka terjadilah peperangan yang hebat untuk menumpas orang-orang murtad dan pengikut-pengikut orang yang mengaku nabi itu. Diantara peperangan-peperangan itu yang terkenal adalah peperangan Yamamah, tentara Islam yang ikut dalam peperangan ini, kebanyakan terdiri dari para sahabat dan para penghapal Al-quran, dalam peperangan ini telah gugur 70 orang penghapal Al-quran bahkan sebelum itu gugur pula hampir sebanyak itu dari penghapal Al-quran dimasa nabi pada suatu pertempuran di sumur Ma’unah dekat kota Madinah.

Oleh karena Umar bin Khatab khawatir akan gugurnya para sahabat penghapal Al-quran yang masih hidup maka ia lalul datang kepada Abu Bakar memusyawarahkan hal ini dalam buku-buku tafsir dan hadits percakapan yang terjadi antara Abu Bakar, Umar dan Zaid bin Tsabit mengenai pengumpulan Al-quran diterangkan sebagai berikut :

Umar berkata pada Abu Bakar : “Dalam peperangan Yamamah para sahabat menghapal Al-quran telah banyak yang gugur, saya khawatir akan gugurnya para sahabat yang lain dalam peperangan selanjutnya sehingga banyak ayat Al-quran itu perlu di kumpulkan”.

Abu Bakar menjawab : “Mengapa aku akan melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh Rosulullah?”.

Umat menegaskan : “Demi Allah! Ini adalah perbuatan yang baik”. Dan ia berulang kali memberikan alasan-alasan kebaikan mengumpulkan Al-quran ini. Sehingga Allah membukakan hati Abu Bakar untuk menerima pendapat Umar itu, kemudian Abu Bakar memanggil Zaid bin Tsabit dan berkata kepadanya : “Umar ini mengajakku mengumpulkan Al-quran.” Lalu diceritakannya segala pembicaraannya yang terjadi antara dia dengan Umar. Kemudian Abu bakar berkata : “Engkau adalah seorang pemuda yang cerdas, yang terpercayai sepenuhnya. Dan engkau adalah seorang penulis wahyu yang selalu disuruh oleh Rosulullah. Oleh karena itu, maka kumpulkanlah ayat-ayat Al-quran itu”.

Zaid menjawab : “Demi Allah! Ini adalah pekerjaan yang berat bagiku. Seandainya aku diperintahkan untuk memindahkan sebuah bukit, maka hal itu tidaklah lebih berat bagiku, dari pada mengumpulkan Al-quran yang engkau perintahkan itu.” Dan ia berkata selanjutnya kepada Abu bakar dan Umar : “Mengapa kalian melakukan sesuatu yang tidak diperbuat oleh nabi?” Abu bakar menjawab : “Demi Allah!” Ini perbuatan yang baik” ia lalu memberikan alasan-alasan kebaikan mengumpulkan ayat-ayat Al-quran itu, sehingga membukakan hati Zaid kemudian ia mengumpulkan ayat-ayat Al-quran dari daun, pelepah kurma, batu, tanah keras, tulang unta atau kambing dan dari sahabat-sahabay yang hapal Al-quran.

Periode Utsman Bin Apan

Tetaplah demikian keadaan Al-quran itu artinya telah dituliskan dalam satu naskah yang lengkap, diatas lembar lembaran yang serupa. Ayat-ayat dalam sesuatu surat tersusun menurut tertib urut yang di tunjukkan oleh nabi. Lembaran-lembaran ini di gulung dan di ikat dengan benang, disimpan oleh mereka yang disebutkan diatas.

Diatas telah disebutkan bahwa di permulaan pemerintahan khalipah Abu bakar terjadilah riddah (pemberontakan orang-orang murtad) yang kemudian dapat dipadamkan oleh Abu bakar. Maka setelah Jaziratul arab tentram kembali, mulailah Abu bakar menyiarkan islam ke negeri-negeri yang berdekatan.

Di masa beliau tentara Islam telah memasuki kota-kota Hirah dan Anbar (di mesopotamia) dan telah sampai di sungai Yarmuk di Syiria, dan dimasa pemerintahan khalipah Umar bin Khath thab,kaum muslimin telah menaklukan bactriane dekat sungai ayax (amudaria) disebelah timur dan mesir di sebelah barat.

Di masa khalipah Utsman bin Apan, pemerintahan mereka telah sampai ke Armenia Azarbaiyan disebelah timur dan tripoli disebelah barat.

Dengan demikian kelihatanlah bahwa kaum muslimin diwaktu itu telah terpencar pencar di Mesir Syiria Irak, Persia, dan Afrika.

Kemana mereka pergi, dan dimana mereka tinggal Al-quran itu tetap iman mereka. Diantara mereka banyak yang menghapal Al-quran.

Pada mereka ada naskah-naskah dari Al-quran itu, tetapi naskah-naskah yang mereka punyai itu tidak sama susunan surat-suratnya.